Sholat
Kenapa orang muslim di wajibkan sholat menghadap ka'bah dan di larang sembahyang menghadap patung,toh kedua-duanya sama terbuat dari batu?
Jawaban:
Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du,
Sejak dahulu sebelum Rasulullah SAW dilahirkan, sudah ada berhala yang jumlahnya mencapi 360 buah di sekeliling ka’bah. Namun tak satu pun dari orang Arab di masa jahiliyahnya yang menyembah ka’bah. Mereka hanya menyembah berhala yang terbuat dari batu yang mereka bawa dari bermacam pengaruh budaya paganisme di negeri sekitarnya seperti Romawi, Persia, Habasyah, Mesir dan lainnya. Tapi tidak pernah kita dapati dalam kepercayaan jahiliyah di masa itu bahwa mereka menyembah ka’bah. Dan orientalis yang menuduh orang Arab pra-Islam sebagai penyembah ka’bah, berarti ilmunya masih dangkal.
Kalau orang arab jahiliyah yang penyembah berhala saja tidak menyembah ka’bah, bagaimana mungkin Rasulullah SAW mengajarkan untuk menyembah ka’bah ? Padahal pertentangan utama antara Rasulullah SAW dan pemuka musyrikin Mekkah itu adalah pada masalah tidak mau menyembah kecuali kepada Allah SWT. Bagaimana mungkin Rasulullah SAW memerintahkan ummatnya untuk menyembah ka’bah ?
Karena semua orang termasuk arab jahiliyah yang kerjanya menyembah patung tahu bahwa ka’bah itu bukan tuhan, juga bukan perantara untuk menyampaikan dosa kepada tuhan. Tetapi ka’bah adalah rumah ibadah, dimana pusat ibadah itu adanya di ka’bah. Setiap tahun orang-orang Arab telah mengunjungi ka’bah untuk melakukan manasik ibadah mereka. Bukan untuk menyembah ka’bah tetapi sebagai pusat ibadah.
Dimasa Rasulullah SAW diangkat menjadi nabi, disyariatkanlah ibadah shalat dengan ketentuan harus menghadap ke arah ka’bah. Dan hal itu bukanlah menyembah ka’bah. Keduanya adalah hal yang jauh berbeda.
Sungguh Kami melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Al Kitab memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS.Al-Baqarah : 144)
Dan dari mana saja kamu keluar, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. .(QS.Al-Baqarah : 149)
Dan dari mana saja kamu , maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Dan agar Ku-sempurnakan ni'mat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.(QS.Al-Baqarah : 150)
==============================================
SEJARAH KA'BAH
Pada awalnya ka’bah dikenal dengan nama “Baitul Haram” (Rumah suci) Kemudian dinakan Ka’bah karena ia seperti kubus, persegi empat. Dalam bahasa arab, setiap bangunan yang persegi empat dinamakan ka’bah, karena ia unik dan letaknya tinggi dari tanah. (Pendapat Ibnu katsir).
Menurut Prof. Dr. Zakiyah Derajat, bahwa yang pertama kali membangun ka,bah adalah para malaikat. Dua ribu tahun sebelum adam diciptakan malaikat telah membuat ka’bah sebagai tempat tawaf di muka bumi. Menurut Maulana Zakariyya Al-Khandahlawy, inilah pendapat yang masyhur. Sebagian ulama yang lain ada yang menyatakan bahwa kali pertama Ka’bah di bangun bukanlah oleh para malaikat. Allah sendirilah yang menyebabkan kejadiaan-nya dengan perintah-Nya yang absolut (mutlak). Dengan Qudrah dan Iradah-Nya . Bahkan malaikat sedikitpun tak mengambil bagi-an dalam pembangunan itu pada awal kejadiannya.
Menurut Prof. Dr. Zakiyah Derajat, sejarah pembangunan yang pertama hingga ke tiga tidak terdapat dalam Al-Quran maupun hadits-hadits shohih.
Disebutkan dalam sejarah, bahwa pembangunan Ka’bah berlangsung seba-nyak dua belas kali Pembangunan yang kedua dilakukan oleh nabiullah Adam AS, setelah beliau disuruh ke luar dari surga dan bermukim di bumi. Dalam pembangunan ini, Adam mengumpulkan bebatuan dari lima buah gunung yang berbeda; Gunung Lubnan, gunung Sinai, Gunung Zaita, Gunung juudi dan Hira’. Versi yang lain menyatakan bahwa nabiullah Adam AS Cuma meletakkan asasnya. Sementara dari langit turunlah Baitul makmur ke atasnya.Dengan bantuan para malaikat, Nabi adam meneruskan bangunan itu, lalu Allah memerintahkan beliau untuk melakukan thawaf.
Setelah nabiullah Adam ‘Alaihissalam wafat , Baitul makmur ini sekali lagi diangkat ke langit. Ka’bah dibangun kembali oleh seorang putranya, yaitu Syist dengan menggunakan tanah dan batu. Hal ini berjalan terus hingga zaman Nabi Nuh, as , yang saat itu bangunan itupun runtuh akibat taufan.
Pembangunan Ka,bah generasi ke-empat dilakukan oleh Nabiullah Ibrahim, as. Menurut sebuah riwayat dari pada sa’ad ra mengatakan bahwa, Ibrahiem as pada masa itu mencapai usia lanjut, 100 tahun. Sedangkan Ismail berumur 30 tahun (Durre Manthur).
Keterangan Al-Quran yang mengo-mentari hal ini diantaranya terdapat dalam surah : Al-Baqarah ; 125 yang artinya : “Dan Ingatlah ketika kami jadikan rumah (Baitullah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia, dan jadikanlah maqam Ibrahiem tempat sholat. Dan kami perintahkan kepada Ibrahiem dan Ismail untuk membersihkan rumahku itu bagi orang-orang yang thawaf, yang I’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud).
Juga terdapat dalam Qur’an Surah Al-Baqarah ; 126-127, Al-Hajj ; 26-27.
Dari ayat-ayat tersebut di atas, jelaslah terlihat bahwa perintah tawaf dan haji telah ada sejak zaman Nabi Ibrahiem as. Keterangan tersebut diperkuat oleh Husein Abdullah Basala-mah yang mengarang buku sejarah ka’bah tahun 1354. Diterangkan dalam buku tersebut, yang diutip oleh Prof dr. Hj. Zakiyah Derajat, bahwa ka’bah dibuat dari batu. Tinggi 9 hasta, panjang dari utara ke selatan yang menghadap ke barat; 31 hasta. Panjang dari timur ke barat yang menghadap ke selatan, sekitar hajar aswad ke arah rukun Yamani, 20 hasta . Panjang dari timur ke barat yang mengahdap utara, arah Hijr Ismail, 22 hasta. Dibuat dua buah pintu yang langsung dari lantai, salah satunya di bagian timur sebelah Hajar Aswad. Satu lagi dibagian barat sebelah sudut Yamani menghadap ke timur. Di dalam ka’bah ada juga lubang yang digali sebuah lubang dalam ka’bah sebagai gudang penyimpan sesuatu. Nabi Ibrahim a.s. tidak membuat atap untuk ka’bah.
Ketika Ka’bah yang dibangun oleh nabi Ibrahiem itu runtuh, maka pembangunan yang ke lima dilakukan oleh suku Amaliqah. Dan ketika bangunan yang dibangun oleh suku Amaliqah itu hancur, pembanguanan yang ke enam dilakukan oleh suku Jurhum, kemudian diperbaharui oleh Qushai bin Kilab, dimana beliau mengadakan perubahan terhadap ukuran-ukuran dinding Ka’bah. Pembangunan ke delapan dilakukan oleh Abdul Mutholib, kakek Rasulullah saw.
Menengok Sekitar Ka’bah
Dalam bukunya, Haji Ibadah Yang Unik, Prof. Dr. Hj. Zakiyah Derajat bercerita banyak tentang Ka,bah dan sekitarnya. Ia menulis juga apa sebenarnya yang terdapat di dalam ka’bah, Kiswah, pencucian ka’bah, Pewangian, Mizab (Pancoran emas), Hijir Ismail, Hajar Aswad dan Multazam.
Beberapa Keistimewaan Ka’bah
Ka’bah yang berdiri tegar sebagai tonggak terhormat di sumbu bumi ini, memiliki beberapa keistimewaan diantaranya :
1. Rumah yang pertama dibangun sebagai tempat peribadatan umat manusia.
2. Rumah yang berbentuk antik dan unik ini telah dibangun dalam durasi waktu yang lama dan sangat tua serta memiliki keberkahan dan bertabur Rahmat Ilahi.
3. Memandangnya dengan pandang-an rindu dan cinta serta digandrungi oleh nurani yang terpanggil, akan mendapat-kan ganjaran sebanding dengan satu kali umrah.
4. Jika seorang pembunuh mendekat kepadanya, ia tidak akan di bunuh (ujar umar), kecuali ia telah meninggalkan tanah haram.
5. Menjadi tempat silaturrahmi, tempat aman bagi manusia lagi diberkahi.
6. Ka’bah berada pada garis lurus ke atas sejajar dengan baitul ma’mur dan centra amal ibadah para malaikat.
7. Jika memandangnya dengan khidmat kita akan mendapatkan ketenangan, terutama dengan membaca : “Allahumma Antassalam, waminkassalam, wailaika ya’udus-salam. Fahayyina rabbanaa bissalam, wadkhilnal jannata daarassalam. Tabarakta rabbanaa wata’alaita yaa dzal-dzalaaliwa-ikram”.
8. Selama 24 jam, Allah menurunkan 120 rahmat. 60 rahmat diberikan kepada mereka yang sedang tawaf , 40 diberikan kepada mereka yang sholat dan 20 diberikan kepada mereka yang hanya memanda-nginya dengan cinta dan peng-khidmatan.
9. Hati manusia terpaut setelah memandangnya, lalu tumbuh keinginan untuk kembali menjenguk dan menjumpainya. Bila itu dilakukan dengan iman, maka dosanya akan dihapuskan seperti bayi yang baru dilahirkan dari perut ibunya.
===============================================
Allah Ta'ala telah melarang penyembahan kepada berhala dan sesembahan apapun selain Allah. Firman-Nya,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut (sesembahan-sesembahan selain-Nya)", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. (An-Nahl:36)
Pada saat yang sama Allah memerintahkan kaum muslimin menghadap Ka'bah sebagai kiblat mereka dalam shalat. Firman-Nya,
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan". (Al-Baqarah:144)
Jadi, menghadap ka'bah saat shalat bukan berarti menyembahnya. Yang kita sembah saat shalat adalah Allah, sedang ka'bah hanya sebagai kiblat yang mempersatukan arah kaum muslimin dalam pelaksanaan ibadah shalat. Karenanya, ketika kita berada di tempat yang jauh dari Ka'bah, shalat kita sudah dianggap sah ketika kita menghadap ke arah masjidil Haram, meski seandainya ditarik garis lurus bisa saja melenceng dari titik Ka'bah.
Bahkan, shalat kita sudah dianggap sah -bila dalam kondisi kebingungan untuk menentukan arah kiblat- kita menghadap ke arah tertentu yang kita yakini sebagai kiblat, meski ternyata membelakangi Ka'bah. Firman-Nya,
وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
"Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui". (Al-Baqarah:115)
Sebenarnya, menghadap kiblat tertentu saat beribadah sudah dilakukan setiap umat dan pemeluk agama sejak dulu kala. Firman-Nya,
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(Al-Baqarah:148)
Karenanya, kaum Yahudi dan Nashrani sebenarnya mengetahui bahwa perpindahan kiblat kaum muslimin dari Baitul Maqdis ke Masjid Al-Haram (Ka'bah) adalah kebenaran yang datang dari Allah.
Sebagai kiblat umat Islam, ka'bah tidak memiliki "keistimewaan-keistimewaan yang membuatnya berhak untuk disembah selain Allah". Jadi, kita menghadap ke arah Ka'bah saat shalat semata-mata untuk melaksanakan perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya.
Karenanya, seusai mencium Hajar Aswad, Umar bin Khathab ra. berkata,
وَاللَّهِ لَقَدْ عَلِمْتُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَلَوْلَا أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلْتُكَ (رواه مسلم
"Demi Allah, sungguh aku mengetahui bahwa kamu hanyalah sebuah batu, dan seandainya aku tidak melihat Rasulullah saw. menciummu niscaya aku tidak akan pernah menciummu".(HR. Muslim).
===============================================
RAHASIA DI BALIK KEISTIMEWAAN KA’BAH
Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Neil Amstrong dan diperkuat dengan penelitian oleh Mr. Yasin seorang peneliti warga Palestina mengungkapkan bahwa Ka’bah merupakan jantung dari jagad raya ini. Maka pantaslah sekiranya waktu ka’bah menggantikan standar waktu Greenwich.
Bukan itu saja bahkan ketika pengambilan foto planet mars terlihat bahwa bumi memancarkan suatu radiasi yang tidak berujung. Radiasi ini diperkirakan oleh mereka bahwa radiasi berasal dari ka’bah yang menghubungkan ka’bah di bumi ke ka’bah di akhirat.
Diketahui pula bahwa ka’bah merupakan daerah “Zero Magnetic” yang mana merupakan daerah pertemuan tarik menarik antara kutub selatan dan kutub utara sehingga di ka’bah tidak memiliki daya magnet. Apabila memegang kompas di sekitar ka’bah maka jarum tidak akan bergerak ke arah manapun. Dari hasil penelitian bahwa orang yang melakukan tawaf di ka’bah seperti di carge oleh sebuah kekuatan yang bisa membuat tubuh lebih segar kembali dan lebih sehat karena disana tidak terpengaruh oleh adanya gaya gravitasi bumi.
Maka wajarlah apabila ada seseorang yang baru pulang dari mekkah setelah melaksanakan umroh ataupun naik haji mereka merasa adanya energi yang membuat mereka merasa menjadi seseorang yang baru, dan mereka sering menginginkan untuk datang kembali kesana.
=======================================================
Misteri Ka'bah Yang Menggegerkan NASA
Sumbawanews.com.- Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.
Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”
Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.
Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.
Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.
Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.
Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut ( dari Ka’Bah ) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.
Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda :
“Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam.”
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
Suka baca tapi jangan sampai lupa awal waktu Sholat cing !!!!
0 komentar:
Posting Komentar