Pages

Jawaban hubungan kita dengan Allah & Hubungan dengan sesama

Bismillahirrahmanirrahim
Hablumminallah Wa Hablumminannas sendiri siapa yang memerintahkannya ?

Surah Ali 'Imran
109. Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.

110. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

111. Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan.

112. Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia[218], dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu[219] karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu[220] disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.

[218]. Maksudnya: perlindungan yang ditetapkan Allah dalam Al Quran dan perlindungan yang diberikan oleh pemerintah Islam atas mereka.
[219]. Yakni: ditimpa kehinaan, kerendahan, dan kemurkaan dari Allah.
[220]. Yakni: kekafiran dan pembunuhan atas para nabi-nabi.

Berdasarkan ayat tersebut sangat jelas bahwa kata Hablum minallah didahulukan daripada hablum minannaas, ini menunjukan hubungan kepada Allah lebih diutamakan sebelum menjadil hubungan kepada manusia.
Karena manusia tidaklah sempurna, karena itu senantiasalah minta petunjuk dari Allah dan tetap berpegang teguh dengan apa yang Allah perintahkan.

Surah At Taubah
23. Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
24. Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Berdasarkan ayat tersebut dijelaskan bahwa urutan cinta adalah Allah, Rasul, Jihad, Bapak, anak, saudara, istri, harta, bisnis dan tempat tinggal .
Ini menunjukkan prioritas bahwa kita harus menomorsatukan cinta atau hubungan kepada Allah SWT.

Belajar dari Nabi Ibrahim
Ibrahim berkata, "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Bagaimana pendapatmu!" .
Ismail a.s. menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

Surah Al Baqarah
177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Pada ayat tersebut juga jelas bahwa Allah harus didahulukan. Baru iman kepada lainnya. Berbuat baik kepada manusia, sholat, sabar dst. Ini menunjukkan bahwa hubungan dengan Allah adalah nomor satu.

Sudah tahu jawabnya, maka jalankan perintah Allah didunia ini, niscaya kamu akan selamat sampai diahirat. Kalau kita masih memikirkan sifat sifat duniawi dipastikan Hablumminannas tidak akan terwujud dengan baik, karena apa : hubungan dengan sesama kalau tidak dilandasi atas perintah Allah ahirnya akan kenistaan, ( Olok olok, mencaci maki, menjelek jelekan, merugikan orang lain,(Korupsi dll) selalu melihat kekurangan orang lain.). Bukankan Allah yang mengajarkan kita supaya Amal mahruf nahi munkar. Bukankah Allah yang mengajarkan kita supaya mengasihi sesama dengan Zakat, sodaqoh dll

100% dijalan Allah, Cintailah Allah, Insyaallah Hablumminannas akan terwujud dengan sendirinya.

Boym

0 komentar:

Posting Komentar