Pages

Berlindung Dari Syetan



Syaitan memang tidak kelihatan, namun dia memiliki sekian banyak makar yang diarahkan kepada anak adam secara gencar dan dipolesnya dengan janji yang muluk dan memikat. Maka hendaknya kita jangan lengah, karena berperang melawan musuh yang tidak kelihatan memerlukan kesiagaan yang penuh dibarengi dengan pemahaman mengenai apa dan siapa serta bagaimana musuh itu bergerak.

Barangsiapa mencermati Al Qur'an dan As Sunnah, niscaya dia akan mendapati penyebutan mengenai syaitan, makar dan permusuhannya lebih banyak disebut daripada nafsu yang tercela. Allah SWT menyebutkan nafsu yang tercela dalam firmanNya:

"Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku" (QS. Yusuf;53)

Dan Allah berfirman mengenai jiwa yang selalu menyesali diri,
"Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)" (QS. Al Qiyaamah;2)

Juga firmanNya mengenai jiwa yang tercela,
"...dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya" (QS. An Naazi'aat;40)

Sesungguhnya kejelekan jiwa dan rusaknya timbul dari bisikan dan was-was syaitan. Karena nafsu merupakan kendaraan dan tempat meletakkan kejelekannya serta merupakan pengikut yang taat kepadanya.

Allah SWT sungguh telah memerintahkan untuk berta'awwudz (berlindung dari syaitan yang terkutuk) ketika hendak membaca Al Qur'an dan pada keadaan lainnya,hal ini disebabkan sangat butuhnya kita untuk berlindung darinya. Namun Allah tidak memerintahkan untuk berlindung dari nafsu dan kerusakannya pada satu tempat pun, kecuali dalam Khutbatul Haajah dalam sabda Rasulullah SAW :

"Dan kami berlindung kepada Allah dari kejelekan diri diri kami" (HR. Tirmidzi,An Nasa'i,Abu Dawud,Ibnu Majah dan Ahmad dengan sanad yang shahih)

Allah ta'ala berfirman :
"Apabila kamu membaca Al Qur'an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaanya atas orang orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya". (QS. An Nahl 98-99)

Makna "hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah" adalah berlindunglah dan menyandarkan diri kepadaNya.

Allah ta'ala memerintahkan kita berta'awwudz (meminta perlindungan kepada Allah) dari syaitan ketika hendak membaca Al Qur'an,yang hal ini kita dapat pahami hikmahnya dari beberapa segi:

Pertama, Al Qur'an adalah obat bagi apa yang di dalam dada, yang menghilangkan apa yang dilontarkan oleh syaitan berupa was-was, kesamaran dan kehendak yang rusak. Maka Al Qur'an merupakan penawar bagi apa yang telah diperbuat syaitan didalamnya. Maka diperintahkan membaca ta'awwudz itu supaya mengusir biang dari penyakit itu dan mengosongkan hati darinya, sehingga obat tersebut menempati hati yang telah kosong dari biang penyakit dalam dada tersebut dan bermukim di sana.

Kedua, Bahwa malaikat akan mendekat kepada orang yang membaca Al Qur'an dan dia mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap bacaannya. Dan syaitan adalah lawan dan musuh dari malaikat. Maka orang yang membaca Al Qur'an itu diperintahkan untuk meminta kepada Allah agar dijauhkan darinya musuh-musuh malaikat tersebut, sehingga yang hadir adalah malaikatNya yang khusus. Pada tingkatan ini malaikat dan syaitan tidak akan berkumpul pada tempat tersebut.

Ketiga, Bahwa syaitan hendak mempengaruhi orang yang membaca Al Qur'an dengan khayalan dan lamunanya, sehingga dia tersibukkan dengannya dari memahami maksud membaca Al Qur'an. Yaitu dengan merenungi, memahami dan mengetahui apa yang difirmankan Allah SWT. Syaitan berusaha memisahkan antara hatinya dengan maksud membaca Al Qur'an itu, sehingga dia tidak dapat mengambil manfaat dari apa yang ia baca tersebut.Oleh karena itu diperintahkan untuk meminta pertolongan kepada Allah azza wa jalla dari syaitan setiap hendak memulai membaca Al Qur'an.

Keempat, Bahwa orang yang membaca Al Qur'an itu bermunajat kepada Allah dengan membaca kalamNya. Sedangkan syaitan bacaannya adalah syair dan lagu. Maka sang pembaca tersebut diperintahkan untuk mengusir syaitan dengan meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan.

Kelima, Bahwa syaitan akan semangat untuk menggoda manusia yang menaruh perhatiannya untuk berbuat kebaikan. Maka syaitan sangat berambisi untuk memutuskan kebaikan itu darinya. Bilamana perbuatan itu lebih bermanfaat bagi seorang hamba dan lebih dicintai Rabbnya, maka syaitan berusaha memalingkannya lebih banyak. Dan syaitan selalu memata-matai seseorang pada setiap jalan-jalan kebaikan. Terlebih lagi ketika membaca Al Qur'an,maka Allah SWT memerintahkan untuk memerangi musuhNya yang akan memutus jalan kebaikan dengan meminta perlindungan kepada Allah sebagai langkah pertama, lalu ia mulai mengerjakannya.

Dan barangsiapa yang berpegang teguh kepada Allah azza wa jalla, memurnikan ketaatan dan bertawakkal kepadaNya, maka syaitan tidak akan mampu menguasai, mengganggu dan menyimpangkannya. Syaitan hanya berkuasa kepada orang-orang yang menjadikan dia sebagai pemimpin dan yang menyekutukan syaitan dengan Allah SWT.

Allah ta'ala berfirman :
"Iblis berkata : "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,kecuali hamba-hambaMu yang mukhlas diantara mereka". (QS. Shaad; 82-83).

"Sesungguhnya saja kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang2 yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang2 yang mempersekutukannya dengan Allah". (QS. An Nahl; 100).

disadur dari kitab "Ighotsatul Lahafan Fii Mashooyidi Syaithon" karya Al Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyah

0 komentar:

Posting Komentar