Sistem Tata Ekonomi Kapitalisme, Sosialisme, Komunisme, Syariah
1. Sistem Perekonomian / Tata Ekonomi Kapitalisme
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi.
Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.
Note : Yang dimaksud diatas adalah pengusaha berhak menentukan sendiri bisnisnya.
secara pribadi saya menyebutnya AROGANSI BISNIS, kenapa begitu karena pengusaha berhak menentukan bisnis secara bebas bahkan dalam hal ini mereka sering memakai sistem MONOPOLI PERDAGANGAN. contoh kongkrit adalah mempertahankan Brand dagang dengan membeli Brand dagang pesaing untuk dikontrol penjualan dan pendistribusiannya.
Yang masih terjadi saat ini.
Masih terjadinya jual beli karyawan ( Transfer of employe ) dengan dalih peralihan nama suatu badan usaha, yang berdampak pada perhitungan masa kerja karyawan disuatu perusahaan.
Sistem kerja kontrak yang tidak memastikan kapan seorang pekerja menjadi karyawan tetap suatu perusahaan. yang berakibat masa kerja seseorang pada perhitungan pesangon banyak terpotong oleh masa kerja kontrak.
Kita tahu apa yang terjadi dengan bangsa ini khususnya saudara saudara kita kaum buruh, mereka jadi budak dinegerinya sendiri.
2. Sistem Perekonomian / Tata Ekonomi Sosialisme
Sosialisme adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas lng, dan lain sebagainya.
Dalam sistem ekonomi sosialisme atau sosialis, mekanisme pasar dalam hal permintaan dan penawaran terhadap harga dan kuantitas masih berlaku. Pemerintah mengatur berbagai hal dalam ekonomi untuk menjamin kesejahteraan seluruh masyarakat.
Note : Indonesia dari dulu selalu selalu bermasalah dengan air bersih dan listrik, perlu adanya kewaspadaan masyarakat akan ketersediaan air bersih. dimana sumber air yang melimpah dikuasai dan dimonopoli oleh perusahaan yang menganut faham kapitalisme, begitu juga dengan sumber daya listrik dll.
3. Sistem Perekonomian / Tata Ekonomi Komunisme
Komunisme adalah suatu sistem perekonomian di mana peran pemerintah sebagai pengatur seluruh sumber-sumber kegiatan perekonomian. Setiap orang tidak diperbolehkan memiliki kekayaan pribadi, sehingga nasib seseorang bisa ditentukan oleh pemerintah. Semua unit bisnis mulai dari yang kecil hingga yang besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan pemerataan ekonomi dan kebersamaan. Namun tujuan sistem komunis tersebut belum pernah sampai ke tahap yang maju, sehingga banyak negara yang meninggalkan sistem komunisme tersebut.
Note : System ini sangat kurang efektif karena perkembangan suatu perusahaan akan lambat, apalagi kalau birokrasi masih acak acakan.
4. Ekonomi Syariah
Ekonomi syariah atau sistem ekonomi koperasi berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun negara kesejahteraan (Welfare State). Berbeda dari kapitalisme karena Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu, ekonomi dalam kaca mata Islam merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah.
Selain itu, ekonomi syariah menekankan empat sifat, antara lain:
Kesatuan (unity)
Keseimbangan (equilibrium)
Kebebasan (free will)
Tanggungjawab (responsibility)
Manusia sebagai wakil (khalifah) Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat individualistik, karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah semata, dan manusia adalah kepercayaannya di bumi. Didalam menjalankan kegiatan ekonominya, Islam sangat mengharamkan kegiatan riba, yang dari segi bahasa berarti "kelebihan".Dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 275 :
"Orang-orang yang makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[175]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. "
[174]. Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.
[175]. Maksudnya: orang yang mengambil riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukan syaitan.
[176]. Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.
Note : Ekonomi syariah saatlah pas dalam segala aspek kehidupan, karena dengan ekonomi syariah, gab ataupun kesenjangan sosial tidak akan mempengaruhi kehidupan. Bagai mana pengusaha dan karyawan adalah saling membutuhkan.
Kita semua harus menyadari bilamana kesenjangan ekonomi semakin jauh antara pengusaha dan karyawan bisa berdampak buruk, kenapa bisa begitu? kita bisa belajar dari sejarah suatu Revolusi.
Patutlah kita mulai sekarang harus mawas diri dengan sistem kapitalisme yang saat ini sudah tertancap kokoh dinegeri kita ini. apa dampaknya... kemiskinan dimana mana, kesenjangan sosial antara simiskin dan sikaya semakin jauh. Harusnya pengusaha dan pemerintah harus mawas diri.
Kalau kita semua mau mengangkat harkat martabat kalangan kaum duafa/ miskin, tentunya kalangan sikaya akan semakin terangkat pula ekonominya. karena mereka adalah juga komsumen. yang wajib kita jaga daya belinya.
Jadi orang kaya paling berapa tahun sih, paling juga sampai maut menjemput kita, trus untuk apa memperkaya diri sendiri, kalau kita mati toch paling jadi santapan belatung. Ingat cing ...................
Jangan jadi pengusaha Bodoh dunia Ahirat
BOYM
0 komentar:
Posting Komentar